Search This Blog

Wednesday, February 9, 2011

hati seorang ayah


Hati Seorang Ayah
>
> Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada
> ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap
> wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang
> terbongkok-bongkok, disertai suara batuk-batuknya.
>
> Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah
> ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian
> membongkok ?"
>
> Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang berehat di beranda.
>
>
> Si ayah menjawab : "Sebab aku lelaki."
>
> Anak perempuan itu berkata sendirian : "Aku tidak mengerti".
>
> Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung
> rasa kebingungan.
>
> Ayah hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anaknya itu, terus
> menepuk-nepuk bahunya, kemudian si ayah mengatakan : "Anakku,
> kamu memang belum mengerti tentang lelaki."
>
> Demikian bisik Si ayah, yang membuat anaknya itu bertambah
> kebingungan.
>
> Kerana perasaan ingin tahu, kemudian si anak itu mendapatkan ibunya
> lalu bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah Ayah jadi
> berkerut-merut dan badannya kian hari kian membongkok?
> Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa
> sakit ?"
>
> Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang lelaki yang benar-benar
> bertanggungjawab terhadap keluarga itu memang akan demikian."
>
> Hanya itu jawapan si ibu. Si anak itupun kemudian membesar dan
> menjadi dewasa, tetapi dia tetap juga masih tercari-cari jawapan,
> mengapa wajah ayahnya yang tampan menjadi berkerut-merut dan
> badannya menjadi membongkok?
>
> Hingga pada suatu malam, dia bermimpi. Di dalam impian itu seolah-
> olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Dan
> kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian
> kalimah sebagai jawapan rasa kebingungannya selama ini.
>
> "Saat Ku-ciptakan lelaki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga
> serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan
> berusaha untuk menahan setiap hujungnya, agar
> keluarganya merasa aman, teduh dan terlindung."
>
> "Ku ciptakan bahunya yang kuat dan berotot untuk membanting-
> tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus
> cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
>
> "Ku berikan kemahuan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap
> nasi yang berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan
> bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia
> mendapat cercaan dari anak-anaknya".
>
> "Ku berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya
> pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya
> tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan
> badannya berbasah kuyup kedinginan dan kesejukan kerana tersiram
> hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya dicurahkan
> demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah disaat semua
> orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-
> payahnya."
>
> "Kuberikan kesabaran, ketekunan serta kesungguhan yang akan
> membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing
> keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan
> hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya".
>
> "Ku berikan perasaan cekal dan gigih untuk berusaha berjuang demi
> mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
> apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai
> perasaannya, melukai hatinya.
>
> Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan
> rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap. Serta
> sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat
> dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling
> menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."
>
> "Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
> memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya
> tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang
> bahkan dikotak-katikkan oleh anak-anaknya."
>
> "Ku berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk
> memberikan pengetahuan dan menyedarkan, bahawa isteri yang baik
> adalah isteri yang setia terhadap suaminya, isteri yang baik adalah
> isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi
> perjalanan hidup baik suka mahupun duka, walaupun seringkali
> kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan
> kepada isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling
> melengkapi serta saling menyayangi."
>
> "Ku berikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahawa lelaki
> itu senantiasa berusaha sekuat daya fikirnya untuk mencari dan
> menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga
> bahagia dan badannya yang terbongkok agar dapat membuktikan,
> bahawa sebagai lelaki yang bertanggungjawab terhadap seluruh
> keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta
> segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi
> kelanjutan hidup keluarganya."
>
> "Ku berikan kepada lelaki tanggungjawab penuh sebagai pemimpin
> keluarga, sebagai tiang penyangga ( seri / penyokong ), agar dapat
> dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan
> yang dimiliki oleh lelaki, walaupun sebenarnya tanggungjawab ini
> adalah amanah di dunia dan akhirat."
>
> Terkejut si anak dari tidurnya dan segera dia berlari, berlutut dan
> berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya
> yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak itu menggenggam
> dan mencium telapak tangan ayahnya.
>
> "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."
>
>
>
>
> Nota : Bila ayah anda masih hidup jangan sia-siakan kesempatan untuk
> membuat hatinya gembira. Bila ayah anda telah tiada, jangan putuskan
> tali silaturahmi yang telah dirintisnya dan doakanlah agar Allah selalu
> menjaganya dengan sebaik-baiknya. Amin.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...